Kamis, 20 November 2014

Mengikis Bid'ah dengan Cara Menebar Sunnah

Sungguh, kita ini hidup di akhir zaman, dimana fitnah syahwat dan syubhat merajalela. Diantara fitnah (bencana) yang begitu keras menerpa umat adalah tersebarnya bid’ah di tengah kaum Muslimin. Sampai-sampai perkara bid’ah dianggap biasa bahkan dianggap sebagai bagian dari syariat.

Namun, di zaman penuh fitnah ini, menjauhi dan mengingkari kebid’ahan semakin berat. Pelaku bid’ah disenangi, sedangkan yang memperingatkan dari bid’ah akan dimusuhi. Oleh sebab itulah, mengingkari bid’ah secara frontal dan ofensif di masa ini, tentu akan mendapatkan pertentangan. Maka tentu sudah semestinya kita mencari cara yang hikmah dalam mengingkarinya. Bukanlah dakwah itu pada asalnya dengan hikmah dan lemah lembut (??)

Salah satu cara mengikis bid’ah dengan lembut dan hikmah adalah dengan menyebarkan sunnah Nabi. Karena kebanyakan kaum Muslimin melakukan bid’ah karena ketidak-tahuan atau minimal karena kelalaian mereka terhadap sunnah Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam. Mereka bersemangat untuk mendekatkan diri kepada Allah namun mereka tidak tahu dengan jalan apa (??) Sebagian ada yang membuat cara-cara sendiri, ada pula yang ikut-ikutan orang lain dalam kebid’ahan. Sehingga akhirnya sunnah Nabi pun mati karenanya. 

Hasan bin ‘Athiyyah rahimahullah berkata,

ما ابتدع قوم بدعة في دينهم، إلا نزع الله من سنتهم مثلها

“tidaklah suatu kaum membuat-buat kebid’ahan, melainkan Allah akan mencabut suatu Sunnah yang semisalnya” (dinukil dari ‘Ilmu Ushulil Bida’ hal.288).

Maka mafhumnya, menghidupkan sunnah Nabi akan mematikan bid’ah atau mengikisnya. Bid’ah juga semakin tersebar jika penyeru Sunnah Nabi melemah, enggan menegakkan dan menyebarkan sunnah. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

إنما يظهرُ من البدعِ أولاً ما كان أخف ، وكلما ضعف من يقوم بنور النبوة قَوِيت البدعة .

“Suatu perbuatan bid’ah yang tersebar luas itu awalnya dimulai dari bid’ah yang remeh. Dan setiap para penegak cahaya (sunnah) Nabi melemah, bid’ah semakin kuat” (Aqidah Tadmuriyyah hal.194, dinukil dari sini).

Dengan semakin mengetahui Sunnah Nabi, maka insyaa Allaah kecenderungan seseorang untuk berbuat bid’ah akan semakin berkurang. Karena sunnah Nabi itu banyak, dalam setiap sendi kehidupan. Andaikan diamalkan semuanya, maka seseorang akan tersibukkan, dan tidak akan menoleh untuk melakukan bid’ah. Oleh karena itulah Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu berkata,

اتَّبعوا ولا تبتدعوا فقد كُفِيتم

“ikutilah Sunnah Nabi, dan jangan berbuat bid’ah, sesungguhnya kalian telah tercukupi (dengan sunnah Nabi)” (dibawakan Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid 1/186, ia berkata: “semua rijalnya adalah rijal As Shahih”).

Maka saudaraku, kikislah bid’ah dengan terus menuntut ilmu, dan terus mendakwahkan Sunnah Nabi kepada kaum Muslimin serta bersabar dalam mendakwahkannya. Beri pengajaran dan bimbingan para orang-orang sekitar kita yang masih banyak tenggelam dalam kebid’ahan, jika memang melarang mereka secara frontal akan menimbulkan mudharat. Beri tahu kepada mereka sunnah-sunnah Nabi dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Beri tahu kepada mereka sunnah-sunnah Nabi dalam aqidah, manhaj, akhlak. Beri tahu mereka dengan dalil dan cara yang lemah lembut. Semoga hidayah Allah menyapa mereka dengan sebab itu.

Demikian, dengan semakin tersebarnya sunnah, bid’ah semakin terkikis. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayahnya kepada kita semua.

 Wabillahit Taufiq.

[Ide dan sebagian artikel diambil dari tulisan Ust Yulian Purnama hafidzahullaah]

sumber:http://khansa.heck.in/

0 komentar

Posting Komentar