Kamis, 05 Juni 2014

Siapakah Pemecah Belah yang Sebenarnya dan Dalangnya Permusuhan ??

Siapakah Pemecah Belah Umat yang Sebenarnya ??


“Tuh khaaan ente sih dakwah segalaaa, jadinya pada musuhan deh !! Suka bikin pecah belah ente ya !?”

“Sudahlah tinggalkan dakwah yang menyeru kepada tauhid dan sunnah… ngapain bahas syirik dan bid'ah ?? Itu hanya akan memecah belah ummat !!”

Betapa sering terlotar kalimat2 semisal tsb ketika ada yang mengingatkan dan berbagi ilmu tentang sunnah dan bid'ah maupun tentang tauhid dan syirik.

Pertanyaannya :



Benarkah berdakwah dan menjelaskan tentang penyimpangan syirik dan bid'ah adalah penyebab terjadinya pecah belah bahkan permusuhan ????

Bicara tentang agama tentu tidak bisa hanya berdasar akal dan prasangka, yuk kita kaji bersama siapa sebenarnya yang menjadi sebab terjadinya perpecahan diantara umat, yang tentunya harus ilmiyah dengan Qur'an wa sunnah sebagai pedoman, dan para ulamaa sebagai rujukan.

Allaah Azza wa Jalla telah dengan terang menyinggung awal sebuah perpecahan dan permusuhan :

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru) : “Sembahlah Allaah”. Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan" (an Naml : 45)

Lihatlah, ada dua saudara yang awalnya rukun (tidak bermusuhan), namun ketika salah satunya mengingatkan dan menyerukan tauhid, lalu keduanya jadi bermusuhan.

Lantas.. Siapa sebenarnya yang salah ??? Yang mengingatkankah ?? Atau justru yang diingatkan ????

Saudaraku, jika kita asumsikan orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar, yakni mereka yang menyerukan tauhid dan sunnah, mereka tersebut telah menjalankannya dengan cara yang BENAR… Maka sebenarnya “biang kerok” (jika memang terjadi perpecahan) bukanlah pada dakwah yang diserukan (lihat asumsi diatas)… Bukan pula pada para penyerunya (lihat lagi asumsi diatas)… Tapi, justru yang sebenarnya jadi masalah disini adalah mereka yang menolak dan bahkan MEMUSUHI dakwah tauhid, dakwah sunnah, dikarenakan mereka merasa telah DIUSIK HAWA NAFSUnya (sehingga merekapun mengobarkan api permusuhan)…

Maka mengapa engkau langsung menunjukkan jari jemarimu kepada orang-orang yang meluruskan yang bengkok wahai saudaraku ???

Sedangkan yang membuat dan yang membiarkan kebengkokan lepas dari celaanmu ???

Ataukah justru dirimu sendiri yang telah merasa terusik ???

Sehingga engkau ingin dakwah tauhid wa sunnah dihentikan agar usikan tersebut berhenti ????

Bukankah kita semua telah membaca/mendengar FirmanNya :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allaah, dan janganlah kamu berpecah belah…” (Aali Imraan : 103)

Sangat jelas dalam ayat diatas bahwa penyebab utama terjadinya perpecahan itu adalah TIDAK BERPEGANGNYA MANUSIA diatas agama yang disyari’atkan Allaah !!

Oleh karenanya, jika kita berbicara tentang persatuan, maka yang diinginkan darinya adalah bersatu diatas agama Allaah, yakni diatas tauhid dan sunnah.

Dan ingat, satu-satunya agama yang diakui, diterima, dan diridhai Allaah HANYALAH ISLAAM. Satu-satunya ajaran maupun tatacara ibadah yang benar hanyalah yang berasal dan sesuai dengan dan dari Allaah Azza wa Jalla yang telah diajarkan oleh Rasulullaah shallallahu alalihi wa sallaam..

Sebaliknya, hakekat perpecahan adalah tidak sesuai dan menyelisihi agama Allaah dan sunnah Rasulullaah.

Dikarenakan banyak manusia tidak mengetahui hakekat persatuan dan perpecahan inilah… menjadikan mereka menuduh (tanpa ilmu) bahwa orang-orang yang hendak mengusahakan “persatuan” dikatakan “pemecah-belah”; sementara orang yang membiarkan kemungkaran (tetap ada), bahkan orang menyerukan kepada berbagai kemungkaran malah didiamkan dan lepas dari celaannya…

Ataukah maksud celaanmu ini untuk mempersatukan yang haq dengan yang baathil wahai saudaraku ??? Maka ini tidak mungkin… Karena didalam ayat dalam surat an Naml diatas pun sudah Allah katakan bahwa pengikut al haq PASTI akan BERMUSUHAN dengan pengikut kebathilan… Maka bagaimana engkau hendak “mempersatukan” orang-orang yang TELAH PASTI permusuhan antara keduanya ???!

Bahkan sesama AHLUL BATHIL (yang hendak bekerjasama untuk melawan ahlul haq) meski nampak “bersatu”, pada hakekatnya mereka BERPECAH BELAH.. Bahkan dengan perpecahan yang sangat !!

Allaah berfirman :

بَأْسُهُم بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ

"Permusuhan antara sesama mereka adalah SANGAT HEBAT.. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah." (al Hasyr : 14)

Jadi, intinya, bagaimana cara membuat kaum muslimin bersatu adalah dengan berusaha menghilangkan segala sebab yang dapat membuat kaum muslimin berpecah belah.

Apa saja yang dapat meyebabkan kaum muslimin berpecah belah ???

Al jawaab :

1. Syirik
2. Bid'ah
3. Maksiat

Maka dari itu...

Pahamilah.. Persatuan kaum muslimin bukan berarti meniadakan saling menasehati.. Bukan berarti harus membiaarkan tanpa ada usaha mengingatkan jika ada orang yang berbuat Syirik, Bid'ah, dan Maksiat.. Apalagi karena menganggap hal2 tersebut adalah hal biasa dalam dinamika kehidupan masyarakat..

Pahamilah.. Persatuan kaum muslimin bukan berarti tidak mengingkari perkara-perkara yang Mungkar dan menyimpang.

Pahamilah Juga.. Persatuan Kaum Muslimin haruslah di atas Tauhid bukan Syirik, harus di atas Sunnah bukan Bid'ah, dan Persatuan Kaum Muslimin harus di atas Taat bukan Maksiat.

Jika tidak demikian, lalu di atas apa kita akan bersatu jika tidak di atas Alquaran dan Sunnah dan dengan pemahaman para Sahabat Rasul ????

______________

Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."(Ar-Ruum: 31-32)

Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :

"Aku berwasiat pada kalian agar bertaqwa pada Allah subhanahu wata’ala, mendengarkan perintah dan taat meskipun yang memerintah kalian adalah seorang budak. Siapa pun di antara kalian yang masih hidup, niscaya akan menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Dan hindarilah hal-hal yang baru, karena semua yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat"(HR Abu Dawud, Tirmidzi, hadis hasan shahih. Dinukil dari Kitab Arbain Nawawiyah karya Imam Nawawi, hadis ke-28)

____________

Pertanyaan bagi kita semua :

Apakah kaum muslimin dapat bersatu ???

Kita hanya bisa berkata : Wallahu A'lam.

Namun jika berpecah belah, IYA. Bahkan sudah sejak lama memang sudah berpecah belah, sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

"Sesungguhnya bani israil pecah menjadi 72 golongan, dan ummatku akan pecah menjadi 73 golongan, semua di neraka kecuali satu golongan"

Mereka berkata :"SIAPAKAH ITU wahai Rasulullah ?"

Beliau bersabda :"Apa yang Aku di atasnya dan para Sahabatku"

[HR Tirmidzi]

LIHATLAH Saudaraku.. Para sahabat tidak tertarik mengetahui bentuk yang 71 golongan lainya yang sesat tsb, tapi para sahabat hanya fokus ingin mengetahui seperti apa satu golongan yang selamat itu. Yakni orang2 yang berada di atas jalan Rasul dan para shahabat..


Maka tinggal ada dua pilihan :

==> Menjadikan ahlul haq memaklumi (membiarkan) kebathilan, meninggalkan al haq, dan atau bahkan “bersatu dengan ahlul baathil”…

==> Ataukah menjadikan ahlul bathil tunduk kepada al haq, dan meninggalkan kebathilannya (???)

Adapun usaha-usaha untuk menyatukan yang haq dan yang baathil yang dilakukan kaum munaafiqiin sejak dahulu maka ini adalah termasuk bentuk kerusakan dimuka bumi yang justru mereka mengira “membuat perbaikan” (simak al baqarah : 11-12)

Tidaklah mereka berlaku demikian, melainkan karena disebabkan mereka senantiasa berada diatas KERAGUAN, KEBIMBANGAN, serta KEBODOHAN yang amat sangat tentang agama mereka…

Maka semoga Allaah mempersatukan kita diatas kebenaran, menjauhkan kita dari kebathilan, serta menjauhkan kita dari kebodohan, keragu-raguan, maupun kebimbangan.

Allahumma ahyiinaa 'ala sunnati nabiyyika wa tawaffanaa 'ala millatihi wa a'idznaa min mudhillaatil fitan

"Ya Allaah, hidupkanlah kami di atas ajaran Nabi-Mu, matikanlah kami di atas ajarannya, serta lindungilah kami dari kesesatan fitnah"


By.[Abdullah Khansa]

0 komentar

Posting Komentar