Rabu, 07 Mei 2014

Menyampaikan dan Menjelaskan Bukan Berarti Menuduh

APAKAH MENYAMPAIKAN atau MENJELASKAN LARANGAN ALLAH BERARTI SEDANG MENUDUH ???


Banyak diantara saudara kita yang kebingungan, yang entah karena tidak faham, salah faham, atau hanya sekedar pura2 gak faham, yakni ketika ada yang berbagi pengetahuan, ataupun menyampaikan dan menjelaskan tentang larangan2 Allaah dan RasulNya, sering dianggapnya penjelasan tsb sebagai tuduhan, maka dianggapnya pula yang menyampaikan dan menjelaskan tsb sedang menuduh ataupun memvonis..

Misal :

+ Ketika seseorang menyampaikan ayat Quran dan Hadist Rasulullah tentang Larangan Khalwat dan Zina.

- Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu Berzina ????

+ Ketika seseorang menyampaikan ayat Quran dan Hadist Rasulullah tentang Larangan Mengada-ada dalam perkara ber Ibadah kepada Allaah.

- Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu berbuat Bid'ah ????

+ Ketika seseorang menyampaikan ayat Quran dan Hadist Rasulullah tentang Larangan berbuat Syirik dan Men-Sekutukan Allaah.

- Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu berbuat Syirik ????? Atau ia sedang mengkafirkan orang yang mendengarkannya ????

+ Ketika seseorang sedang menyampaikan mana yang haq dan mana yang bathil menurut Qur'an dan sunnah, dan menjelaskan agar kita semua selalu berpegang pada Qur'an dan Sunnah.

- Apakah artinya orang tsb sedang merasa benar sendiri dan sedang menuduh orang yang mendengarkannya itu salah dan bodoh semua ?????

Apakah seperti itu ??????

Apakah jika Menyampaikan Larangan Allah dan RasulNya, maka otomatis sedang menuduh orang lain ????? Atau sedang merasa paling benar sendiri ?????

Jawabnya : Tentu saja TIDAK !!

Saudaraku, jika memang (misalnya) ada pelaku zina yang merasa tersinggung dan terpukul dengan seruan dan larangan zina dari seseorang, tentu bukan berarti Ayat dan Hadist nya yang salah, bukan juga berarti yang menyampaikan yang salah.

Tapi, justru si pelaku zina lah yang harusnya berbenah dan memeperbaiki diri, bukankah begituuu ???

Demikian juga ketika pelaku bid'ah mendengar saudaranya sedang mengingatkan atau berbagi ilmu tentang larangan bid'ah, syirik, dll.. Maka bukan Qur'an dan haditsnya yang salah, dan bukan pula yang menyampaikan yang salah..

Tapi, justru si pelaku bid'ah lah yang seharusnya mulai berbenah, mulai menimbang nimbang amalannya tsb apa sudah cocok apa belum dengan Qur'an dan sunnah..

Lha iya, ada yang mengingatkan kok ya malah dianggap yang aneh2, dianggap menuduh, mengkafirkan, dst, kan secara adab saja kalo ada yang mengingatkan kita seharus kita itu berterima kasih. Walaupun (saya yakin) yang mengingatkan tsb tidak bertujuan mendapat ucapan terimakasih, tapi karena memang saling mengingatkan dalam kebaikan itu adalah perintah Allaah.

Jadi, jika ada yaang berbagi ilmu, menjelaskan, ataupun mengingatkan, maka gak perlu panik, apalagi sampai berkata :

"Jangan merasa benar sendiri !!!"
"Jangan sok tau, hanya Allah yang paling tau !!!" atau kata2 yang sejenisnya...

Tidak perlu tersinggung..
Simpan aib rapat-rapat..
Jangan ceritakan kepada siapapun..
Segera bertaubat dan perbaiki diri..
Allaah Maha Pengampun dan menutupi aib hambaNya..

Namun, jika memang Betul ada orang yang suka menuduh orang lain tanpa bukti dan dalil, atau belum dihilangkannya penghalang2 darinya atau tanpa sebab-sebab Syar'i dan tidak memenuhi syarat-syarat yang Syar'i lainnya, misalnya dengan berkata :

"si Fulan Fulana telah berbuat Zina !! si Fulan Fulana adalah ahli Bid'ah !! si Fulan Fulana adalah seorang Musyrik, dia Kaafir !!" atau tuduhan2 yang semisal..

Maka, orang yang asal main tuduh dan vonis tsb telah berbuat gegabah dan terjerumus dalam permasalahan yang amat besar !! Naudzubillaah.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu’an ­huma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh tuduhannya itu akan kembali terarah kepada salah seorang di antara mereka berdua"

Dalam sebagian riwayat disebutkan :

“Apabila sebagaimana apa yang dia katakan -maka dia tidak bersalah- akan tetapi apabila tidak sebagaimana yang dia tuduh maka tuduhan itu justru kembali kepadanya"

(HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim[2/ ­126-127] dan Shahih Bukhari, hal. 1254)

Kesimpulannya :

Adalah salah besar jika ada yang menyangka bahwa jika ada seseorang yang menyampaikan dan menjelaskan sebuah larangan dari Allah dan RasulNya, Kok ia malah dianggap menuduh..

Justru sebaliknya :

Jika ada yang menyampaikan sebuah nasehat, entah itu ttg sebuah larangan dalam agama, atau ttg kesesatan, atau yang semisalnya, itu justru berarti ia sayang pada saudaranya, ia tidak ingin saudaranya terjatuh dalam perkara yang dilarang tsb..

Lain halnya jika ada seorang muslim kok hanya diam saja melihat saudaranya yang lain sedang terjerumus dalam larangan2 Allaah Ta'ala, maka rasa sayang dan persaudarannya thd sesama muslim perlu dipertanyakan. Wallaahu Ta'ala A'lam bish showaab..

Semoga Allah beri kepahaman..
Barakallaahu fiikum..


sumber:http://khansa.heck.in/

0 komentar

Posting Komentar