Kamis, 05 Juni 2014

NIKMATNYA MEREGUK AIR TELAGA RASUL

Nikmatnya Mereguk Air Telaga Rasul

Kejadian alam akhirat merupakan rentetan dari sekian peristiwa besar. Dimulai dari ditiupnya sangkakala pertama untuk membinasakan seluruh makhluk, dan diakhiri antara lain dengan disembelihnya kematian di suatu tempat antara surga dan neraka..

Imam al-Qurthuby menjelaskan, setelah para manusia dibangkitkan dari alam kubur, sebelum penghitungan amalan, dalam keadaan rasa dahaga yang luar biasa, mereka digiring ke arah telaga yang dimiliki oleh para nabi[1].

Namun ternyata sesampainya di sana tidak semua orang diberi karunia untuk minum air telaga tersebut..

- Siapakah gerangan mereka yang beruntung mereguk segarnya air telaga para nabi ??

- Dan siapa pulakah yang bernasib malang terkungkung dalam kehausan luar biasa akibat terusir dari telaga-telaga tersebut ??

- Bagaimana pulakah sifat telaga Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam yang dikatakan sebagai telaga terbesar di antara telaga-telaga para nabi lainnya ??

Telaga di akhirat itu ada :

Keyakinan akan adanya telaga di hari kiamat merupakan suatu akidah yang dilandasi hadits sahih bahkan mutawatir dan ijma’ para ulama. Imam as-Suyuthy menyebutkan bahwa hadits yang menceritakan adanya telaga di hari kiamat, telah diriwayatkan oleh lebih dari lima puluh sahabat Nabishallallahu’alaihiwasallam[2].

Telaga yang ada di padang mahsyar kelak jumlahnya bukanlah hanya satu saja, namun jumlahnya banyak sekali sebanyak para nabi yang Allah utus ke muka bumi..

Rasulullahshallallahu’alaihiwasallambersabda,
“إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا، وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً، وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً
”.
“Sesungguhnya setiap nabi memiliki telaga. Dan mereka saling membanggakan siapakah yang telaganya paling banyak dikunjungi. Aku berharap telagakulah yang paling banyak pengunjungnya”. (HR. Tirmidzi dan dinyatakan sahih oleh al-Albany)

Telaga nabi kita Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam :

Telaga Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bermata air dari sebuah sungai di surga yang bernama sungai al-Kautsar[3]. Darinyalah gemercik air surga mengaliri telaga tersebut, melewati dua pancuran istimewa, yang pertama terbuat dari emas dan yang lainnya dari perak..

Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bercerita,
“يَغُتُّ فِيهِ مِيزَابَانِ يَمُدَّانِهِ مِنْ الْجَنَّةِ؛ أَحَدُهُمَا مِنْ ذَهَبٍ، وَالْآخَرُ مِنْ وَرِقٍ”.
“Air mengalir dengan deras ke dalamnya melalui dua pancuran dari surga. Salah satunya terbuat dari emas dan yang kedua dari perak”. (HR. Muslim dari Tsauban)

Telaga Nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam berbentuk bujur sangkar dan amat sangat besar luasnya..

Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menggambarkan,
“حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ, وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ”.
“Telagaku sepanjang perjalanan satu bulan. Ukuran seluruh sisinya sama”. (HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr)

Karena telaga Rasul shallallahu’alaihi wa sallam paling banyak pengunjung yang akan mereguk airnya, maka gelas-gelas yang tersedia di sana pun amatlah banyak..

Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan,
“أَكْوَابُهُ مِثْلُ نُجُومِ السَّمَاء”.
“Gelas-gelas telagaku sebanyak bintang-bintang di langit”. (HR. Ahmad dari Ibnu Umar dansanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim)

Siapakah yang akan melayani kita tatkala minum dari telaga tersebut ???

Yang melayani kita bukanlah sembarang orang, namun ia adalah orang paling mulia di muka bumi ini !! Ya, dialah kekasih kita Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam..

Beliau bersabda,
“أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ”.
“Aku akan mendahului kalian ke telaga dan melayani kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)

Adapun mengenai sifat air yang ada dalam telaga tersebut, maka jauh lebih menakjubkan dari segala keterangan di atas. Bagaimana tidak, sedangkan air telaga Nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, lebih dingin dari es dan lebih harum dibanding minyak misik. Barangsiapa meminum satu teguk darinya; maka ia tidak akan pernah merasa haus selamanya !!
Adakah di muka bumi ini air yang memadukan keistimewaan - keistimewaan tersebut di atas ???

Susu yang kita minum bisa saja berwarna putih, namun ia berbau amis. Madu yang kita konsumsi memang manis, namun warnanya kurang menarik. Air es memang menyegarkan, namun ia tidak beraroma wangi. Dan adakah air di dunia ini, seajaib apapun, yang jika diminum seteguk, kita tidak akan merasakan dahaga selamanya ??

Air telaga rasul shallallahu’alaihi wa sallam menggabungkan antara warna, rasa, kesegaran dan aroma yang luar biasa !!

Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menggambarkan sifat air telaganya,
“مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ، وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ … مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا”.
“Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik … Barang siapa minum darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya!”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin‘Amr)

Beliau juga menambahkan,
“أَبْرَدُ مِنْ الثَّلْجِ، وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَل”.
“(Airnya) lebih dingin dari es dan lebih manis dari madu”. (HR. Ahmad dansanadnya dinilaihasanoleh al-Mundziry) [4]

Begitulah sekelumit tentang telaga Nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam di padang mahsyar… Alangkah bahagianya orang-orang yang diperkenankan untuk mencicipi air telaga tersebut, semoga kita termasuk golongan beruntung itu. Dan alangkah sedihnya orang yang terhalang untuk menikmatinya, semoga kita dihindarkan dari golongan yang amat malang itu..

Orang yang terhalang dari telaga Rasul shallallahu’alaihi wa sallam :

Ya, ada di antara umat manusia yang tidak diberi kesempatan untuk mereguk telaga Rasul shallallahu’alaihi wasallam, padahal saat itu mereka berada dalam kondisi amat dahaga !! Siapakah mereka yang bernasib begitu naas ???

Mereka adalah orang-orang kafir, kaum munafikin, orang-orang Islam yang murtad dan juga para pelaku bid’ah !![5]

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي، ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ … فَأَقُولُ: إِنَّهُمْ مِنِّي!. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ! فَأَقُولُ: “سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي”.
“Akan datang ke (telaga)ku orang-orang yang kukenal dan mereka mengenaliku, namun kemudian mereka terhalang dariku”.

Akupun berkata, “Mereka adalah bagian dariku !”.

Dijawab, “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan setelah engkau (meninggal dunia)”.

Aku berkata, “Menjauhlah orang-orang yang mengubah-ubah (agamaku) sesudahku !”.

(HR. Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’d)

Setelah menukil berbagai pendapat para ulama mengenai siapakah yang dimaksud dengan orang yang terhalang untuk minum dari telaga Rasul shallallahu’alaihi wasallam, Imam an-Nawawy menutup keterangannya dengan menukil perkataan Imam Ibn Abdil Bar :

“Setiap orang yang mengada-adakan hal baru dalam agama, mereka termasuk golongan yang terusir dari telaga. Semisal orang-orang Khawarij, Syi’ah, dan segenap ahlul bid’ah. Begitu pula orang-orang zalim yang melampaui batas dalam ketidak adilan dan mengaburkan kebenaran, serta para pelaku dosa besar yang terang-terangan melakukannya di hadapan umum. Mereka semua dikhawatirkan termasuk orang-orang yang dimaksud hadits ini. Wallahu a’lam“. [6]


Pelajaran berharga :

Pemaparan singkat di atas memberikan pada kita berbagai pelajaran penting nan berharga. Di antaranya :

- Betapa bahayanya beribadah dengan sesuatu yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam..

Karena itulah, seorang muslim dituntut untuk bersikap cerdas dalam menerima segala sesuatu, apalagi yang berkenaan dengan masalah agama. Beribadah kepada Allah bukanlah dengan cara mengikuti tradisi yang umum di masyarakat atau dengan mempertahankan warisan nenek moyang..

Namun seharusnya beribadah itu sesuai dengan aturan yang diajarkan panutan kita, nabi besar Muhammad shallallahu’alaihi wasallam..

- Bersikap kritislah tatkala disodori suatu amalan !! Tanyakanlah dalil yang melandasinya dari al-Qur’an maupun hadits Rasul shallallahu’alaihi wasallam. Kalaupun dikatakan amalan tersebut ada haditsnya, pastikan bahwa hadits tersebut adalah sahih atau minimal hasan, bukan hadits yang lemah, apalagi palsu..

- Kita hidup di dunia hanya sekali, jangan sampai di kesempatan yang tak terulang ini, kita melakukan amalan-amalan yang tidak jelas landasannya atau bahkan sama sekali tidak ada landasannya. Sehingga justru malah amalan tersebut ditolak alias tidak diterima oleh Allahta’ala..

Sebagaimana ditegaskan Nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya,
“مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ”.
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak”. (HR. Muslim dari Aisyah)

Semoga kita tidak termasuk golongan tersebut,amien ya Rabbal ‘alamin..

[Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 17 Ramadhan 1431 / 27 Agustus 2010]

Artikel : tunasilmu.com

0 komentar

Posting Komentar