Rabu, 04 Juni 2014

Mengapa Syaafi'iyyah tidak mau Mengambil Aqidah Al-Imaam Asy-Syaafi'iy ??

Mengapa Syaafi'iyyah tidak mau Mengambil Aqidah Al-Imaam Asy-Syaafi'iy ???


Kaum Asy-Syaafi'iyyah Indonesia, mereka mengaku bermadzhab Syaafi'iy, tapi mengapa dalam bidang aqidah mereka justru mengambil dari doktrin kaum Shufiyyah dan Asy'ariyyah ?????

Jikalau memang mereka konsekuen sebagai kaum yang mengambil pendapat dan madzhab Syaafi'iy, mengapa mereka tidak mau mengambil aqidah Imam Syafi'iy ??? Semisal dalam masalah Tauhid Al-Uluhiyyah dan Tauhid Al-Asmaa' wash Shifaat ???

Mengapa ya ????

Apakah mereka meyakini Imaam Syaafi'iy hanya benar dalam masalah fiqih, dan sesat dalam masalah aqidah ???



Seandainya mereka mau sedikit terbuka dan obyektif mempelajari aqidah Imaam Syaafi'yi, kemudian mereka dapati ternyata aqidah beliau adalah aqidah yang sesuai dengan Manhaj Salaf yang selama ini dipegang oleh kaum Salafiy yang selama ini mereka gelari Wahhabi, apakah mereka juga akan gagah berani memvonis Imaam Syaafi'iy sebagai Wahhabi ???

Sungguh sangat aneh dan mengherankan..

Mereka hanya mengambil fiqih Imaam Syaafi'iy, itupun dalam sebagian kecil perkara saja, dalam banyak perkara justru lebih banyak fiqih Imaam Syaafi'iy yang mereka tolak (insyaa Allaah lain kali kita bahas fiqih Imaam Syafi'iy). Dan di sisi lain mereka juga malah menolak aqidah yang diajarkan oleh Sang Imaam, kemudian justru beralih mengambil aqidah Shufiyyah dan Asy'ariyyah yang notabene sangat bertentangan dengan aqidah Imaam Syaafi'iy sendiri.

Ada apa ini ????

Ok, kita ambil beberapa contoh tentang bagaimana Al-Imaam Asy-Syaafi'iy mengambil aqidah :

Ternyata, Al-Imaam Asy-Syaafi’iy mengimani ayat sifat sebagaimana dhahirnya yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, dan tidak menta’wil (mentahriif)-nya.

Beliau rahimahullah berkata :

“Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah sesuai dengan yang diinginkan Allah. Dan aku beriman kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan apa-apa yang datang dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sesuai dengan yang diinginkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ” [Syarh Lum’atul-I’tiqaad lil-Fauzaan , hal. 56].

Beliau rahimahullaah juga berkata :

“Tidak boleh dikatakan mengapa dan bagaimana dalam masalah ushuuluddiin ” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’ , 10/20].

Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :

“Dan telah diriwayatkan dari Ar-Rabii’ dan lebih dari seorang dari kalangan pembesar shahabatnya (Asy-Syaafi’iy), keterangan yang menunjukkan bahwa beliau (Asy-Syaafi’iy) memperlakukan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang sifat (Allah) sebagaimana datangnya, tanpa takyiif , tasybiih , ta’thiil , dan tahriif sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh salaf” [Al-Bidaayah wan-Nihaayah , 10/265].

Bisa kita bandingkan bagaimana aqidah Imaam Syaqfi'iy tsb dengan aqidah mereka yang mengaku bermadzhab Syaafi'iyyah di Indonesia, jauh beda khan ?? Oiya, mereka khan memang tidak mengingukti aqidahnya Imaam Syafi'iy biggrin

Satu lagi contoh tentang Al-Imaam Asy-Syaafi’iy, ternyata, beliau rahimahullah juga memahami nash-nash sifat sebagaimana dhahirnya dan menetapkannya !!

Beliau rahimahullaah berkata :

“Allah tabaaraka wa ta’ala mempunyai nama-nama dan sifat-sifat sebagaimana yang terdapat dalam Kitab-Nya dan yang dikhabarkan oleh Nabi-Nya shallallaahu alaihi wa sallam… Telah sampai kepada kita bahwasannya Allah mendengar, mempunyai dua tangan berdasarkan firman-Nya : ‘ tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka ’ (QS. Al-Maaidah : 64). Allah mempunyai tangan kanan, berdasarkan firman-Nya : ‘ dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya ’ (QS. Az-Zumar : 67). Allah mempunyai wajah berdasarkan firman-Nya : ‘ Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah ’ (QS. Al-Qashshash : 88) dan firman-Nya : ‘ Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan ’ (QS. Ar-Rahmaan : 27). Dan Allah mempunyai kaki berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘ Hingga Rabb (Allah) meletakkan kaki-Nya padanya ’ – yaitu Jahannam….” [ Thabaqaatul-Hanaabilah oleh Abu Ya’laa Al-Hanbaliy , 1/263 ; sanadnya shahih ].

NB : Seandainya kita mengatakan apa yang dikatakan oleh beliau rahimahullah, niscaya kita akan diteriaki Wahhabi, bahkan bisa jadi dituduh Mujassimah atau Musyabbihah.

Apakah karena aqidah beliau rahimahullaah itu ya yang menjadi sebab mereka tidak mengikuti aqidah Al-Imaam Asy-Syaafi'iy ????

Wallaahu A'lam.

by Abdullah Khansa

0 komentar

Posting Komentar