Jumat, 07 Juni 2013

Apakah Memakai Pakaian Sampai Setengah Betis Merupakan Ghuluw Dan Ekstrim Dalam Menerapkan Sunnah?

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ وَلاَ حَرَجَ  أَوْ لاَ جُنَاحَ  فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِى النَّارِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ
Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah mengapa jika diturunkan antara setengah betis dan kedua mata kaki. Jika pakaian tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka dan barang siapa menjulurkan pakaiannya dengan sombong, Alloh tidak akan melihat kepadanya.” [HR. Abu Dawud nomor 4093 dan Ibnu Majah nomor 3573. Dishohihkan Syaikh al-Albani dalam Shohih Sunan Abi Dawud 2/518]
Imam Abu Bakar Muhammad bin al-Walid al-Fahri ath-Thurthusyi rohimahulloh dalam kitabnya Sirojul Muluk wal Khulafa’ meriwayatkan:
ولما دخل محمد بن واسع سيد العباد في زمانه رحمه الله على بلال بن أبي بردة أمير البصرة وكان ثوبه إلى نصف ساقيه قال له بلال ما هذه الشهرة يا ابن واسع فقال له ابن واسع أنتم شهرتمونا هكذا كان لباس من مضى وإنما أنتم طولتم ذيولكم فصارت السنة بينكم بدعة وشهرة انتهى
Ketika Muhammad bin Wasi’[*] rohimahulloh -ketika itu ia adalah tokoh di masanya- datang kepada Bilal bin Abi Bardah -pemimpin Bashroh- dengan pakaiannya yang sampai setengah betis, Bilal berkata: “Ini adalah syuhroh wahai Ibnu Wasi’!“, maka Ibnu Wasi’ pun berkata: “Kalian yang berbuat syuhroh terhadap kami, beginilah pakaian orang-orang terdahulu, kalian saja yang memanjangkan bagian bawah pakaian kalian sehingga yang sunnah menjadi bid’ah dan syuhroh diantara kalian.” [al-Madkhol 1/131]
[*] Muhammad bin Wasi’ (W. 123 H) rohimahulloh adalah seorang shighor tabi’inyang tsiqoh dari thobaqot ke-5, al-Imam adz-Dzahabi dalam as-Siyar mensifatinya: “al-Imam ar-Robbani al-Qudwah“. Biografi selengkapnya lihat Siyar A’lamin Nubala6/119.

0 komentar

Posting Komentar